1. Di Persimpangan Hati
- Sinopsis
Perasaan Narti teraduk-aduk ketika mendapati seseorang yang telah belasan tahun mengasuh dirinya ternyata adalah pembantu keluarganya. Hati dan pikirannya kian berkecamuk ketika orang tua kandung Narti yang non muslim datang untuk menjemputnya kembali dan meminta Narti untuk menanggalkan jilbabnya. Perintah tersebut tidak dapat ditawar lagi oleh Narti. Hingga akhirnya, Narti memutuskan hidup sederhana dan tidak diakui oleh keluarganya lagi, dibandingkan harus menanggalkan keyakinannya.
- Nilai – nilai
Nilai yang terkandung dalam cerpen ini adalah agamis. Nilai tersebut ditunjukkan dengan perilaku tokoh yang lebih memilih meninggalkan keluarganya dibandingkan harus menanggalkan keyakinannya. Nilai lain yang dapat dipetik dalam cerpen tersebut adalah nilai moral, yaitu sikap yang dilakukan seorang anak untuk memilih mematuhi atau mengingkari perintah orang tua yang tidak seusai dengan perintah Tuhannya.
- Amanat
“Perintah orang tua wajib hukumnya, kecuali dalam hal kemaksiatan”
2. Radha
- Sinopsis
Radha, seorang gadis India merasakan ketidakadilan dalam hidupnya karena ia dilahirkan dalam keluarga yang memiliki kasta bawah. Perubahan sikap ayah Radha yang menjadi temperamental akibat peristiwa bunuh diri kakak kandung Radha, turut menambah beban tersendiri dalam hidup Radha. Radha memutuskan untuk menjauhi keramaian dan akhirnya menemukan sebuah masjid dengan segala kenyamanan didalamnya.
- Nilai – nilai
Nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah nilai sosial sekaligus nilai agamis. Digambarkan, tokoh Radha yang mendapatkan kenyamanan tersendiri ketika bersosialisasi dengan muslim/ah yang mengajarkan keadilan dan meniadakan kasta.
- Amanat
“Hendaknya kita bersikap adil dan tidak saling membeda-bedakan antar sesama terutama dalam kehidupan bermasyarakat.”
3. Wulan, Maafkan Aku
- Sinopsis
Wanda sering meratapi dirinya yang ditakdirkan buta, terlebih apabila melihat kehidupan saudara kembarnya yang terlihat sempurna. Alasan tersebutlah yang mengubah diri Wanda menjadi pribadi yang kurang mensyukuri hidupnya dan cenderung membenci Wulan, kembarannya. Pada akhirnya, Wulan jatuh sakit dan Wanda menyadari kekeliruan atas segala sikapnya, dan berniat untuk mengubah perilaku negatifnya selama ini.
- Nilai – nilai
Nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah nilai sosial. Cerpen tersebut menggambarkan hubungan antara saudara kembar, Wanda dan Wulan yang sempat renggang karena adanya rasa cemburu di antara mereka.
- Amanat
“ Jadilah diri sendiri! karena segalanya adalah hal yang terbaik menurut Tuhanmu”
4. Lukisan Sakura
- Sinopsis
Fumiko Harada, seorang gadis Jepang menyadari kebenaran agama Islam dan memutuskan untuk memeluknya. Meskipun keputusannya ditentang oleh ibunya, Fumiko bersikukuh untuk berpindah keyakinan, walaupun dengan resiko tidak lagi diakui oleh keluarganya.
- Nilai – nilai
Nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah nilai agamis. Hal tersebut digambarkan dengan keberanian sang tokoh, Fumiko Harada dalam mempertahankan ajaran agamanya. Nilai moral juga menjadi salah satu nilai yang digambarkan penulis dalam cerpen ini, yakni sikap Fumiko yang memilih tidak menaati orang tuanya, karena perintahnya yang bertentangan dengan ajaran agamanya.
- Amanat
“Berjalanlah selalu dalam koridor kebenaran, karena ada Allah yang akan selalu menolongmu dalam segala keadaan.”
5. Dua Hari
- Sinopsis
Penulis menggambarkan Pepen, seseorang laki-laki yang polos dengan kejujuran dan segala kebaikan hatinya. Sifat tersebutlah yang terkadang menjadi kendala sendiri dalam kehidupan Pepen. Pepen dipecat dari pekerjaannya sebagai sopir taxi ketika ia selalu menggratiskan bayaran kepada orang yang kurang mampu. Pepen dipecat sebagai satpam di sebuah bank ketika berusaha melawan perampok, yang berakibat ia dituduh telah bersekutu dengan perampok tersebut sebelumnya. Pepen dengan polos menerima tawaran temannya untuk menyekap putri salah satu kyai terkemuka pada jamannya dan berakhir dengan dimasukkannya Pepen dalam jeruji besi. Pada akhirnya, karena kebaikan Pepen yang dilakukan kepada putri kyai ketika penyekapan tersebut, mendorong sang putri untuk memberikan kesaksian yang membebaskan Pepen dari kehidupan penjara.
- Nilai – nilai
Nilai moral sekaligus nilai sosial menjadi nilai yang ingin disampaikan oleh penulis dalam cerpen tersebut. Hal tersebut digambarkan dengan sikap Pepen yang selalu berusaha berbuat baik kepada sesama dan selalu mempertahankan prinsip hidupnya dimanapun ia berada.
- Amanat
“Berusahalah untuk selalu berbuat baik kepada sesama, sekecil apapun itu!”
6. Catatan Hati
- Sinopsis
Diceritakan mata, kaki, tangan, ataupun anggota tubuh laun dari Anin acapkali mengeluh ketika Anin melakukan perbuatan maksiat. Mereka (anggota tubuh Anin) selalu menyesalkan mengapa Anin harus melakukan perbuatan tercela dalam hidupnya. Pada akhirnya, Anin memutuskan bertaubut sehingga hal tersebut sangat melegakan semua anggota tubuh Anin.
- Nilai – nilai
Nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca dalam cerpen tersebut adalah nilai agamis. Hal tersebut dapat tercermin dalam ketidaksukaan anggota tubuh Anin ketika Anin melakukan tindakan maksiat.
- Amanat
“Sesungguhnya mata, telinga, tangan, dan anggota tubuh kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati dalam berbuat sesuatu. “
7. Pertemuan
- Sinopsis
Hannah, seseorang yang dahulu membawa Trisha dalam agama Kristen kini berubah banyak, dalam pandangan Trisha. Akhlak Hannah yang kian mulia menambah kekaguman Trisha. Kekaguman tersebut menjadi keterkejutan, ketika Trisha berbincang dan mengetahui bahwa seseorang yang dahulu memasukkannya dalam agama Kristen kini beralih masuk dalam agama Islam. Setelah melakukan beberapa kali diskusi, akhirnya Trisha tertarik untuk menjadikan agamanya Islam.
- Nilai – nilai
Nilai yang dapat diambil dalam cerpen tersebut adalah nilai agamis karena menceritakan mengenai bagaimana sesungguhnya berakhlak yang benar menurut agama. Tidak kalah pentingnya, penulis juga menyampaikan nilai sosial, yakni perbuatan yang kita lakukan bisa membawa pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan sekitar.
- Amanat
“Jadilah muslim/ah yang berakhlak baik, sehingga semua orang akan merasakan rahmat dengan adanya ajaran agama Islam!”
8. Kaus Kaki Nina
- Sinopsis
Nina, seorang remaja yang sedang berhijrah menuju kebaikan, merasa miris dengan keadaannya sendiri. Dua kaos kaki yang dimilikinya harus dipakai bergantian setiap harinya, demi menyempurnakan ajaran agamanya. Banyak kendala dengan keminiman jumlah kaos kaki Nina. Ia bahkan harus rela menanggung rasa malu ketika memutuskan memakai sepatu bot ayahnya ketika tidak ditemukan lagi kaos bersih yang dimilikinya.
- Nilai - nilai
Nilai yang dapat kita ambil dalam verpen tersebut adalah nilai agamis. Diceritakan bagaimana perjuangan Nina demi menjalankan perintah agamanya.
- Amanat
“Bersyukurlah! Dan tegakkan ajaran agamamu bagaimanapun dan dimanapun kamu berada!”
9. Sebuah Pembalasan
- Sinopsis
Ygal, seseoarang yang sangat membenci Islam disebabkan buruknya media massa dalam menggambarkan Islam. Hal itulah yang menjadi sebab Ygal untuk melakukan bom bunuh diri di lingkungan Islam. Akan tetapi, rencana tersebut berakhir dengan tidak dapat berfungsinya bom tersebut dengan baik. Ygal gagal melakukan bom bunuh diri dan berbalik diamankan oleh masyarakat setempat.
- Nilai – nilai
Nilai yang ingin disampaikan penulis adlah nilai sosial. Digambarkan bagaimana sikap sosial tokoh yang didasari kebenciannya pada suatu kelompok, salah satunya karena SARA (suku, ras, dan agama)
- Amanat
“Telitilah! Hendaknya kita tidak mudah percaya dengan segala sesuatu yang belum kita konfirmasi akan kebenarannya.”
10. Dukun
- Sinopsis
Mbah Wiro, seorang dukun gadungan yang belakangan ini naik daun karena mantra mantra yang diberikannya kepada warga. Antrian panjang selalu memenuhi halaman depan rumahnya di pagi hari. Dari dalam lubuk hati Mbah Wiro sendiri, ada pergulatan batin antara ingin menyudahinya atau meneruskan bisnisnya tersebut. Sisi hati Mbah Wiro merasa bahwa yang dilakukannya adalah perbuatan dosa, sedangkan sisi yang lain menginginkannya demi materi semata. Pada akhirnya, mantara palsu Mbah Wiro terbongkar dan Mbah Wiro menjadi target amukan masa sebelum akhirnya Mbah Wiro melarikan dirinya.
- Nilai – nilai
Nilai yang penulis ingin sampaikan kepada pembaca adalah nilai agamis yaitu menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan duniawi semata.
- Amanat
“Belum tentu yang baik di mata kita adalah baik di mata Allah. Oleh karena itu lakukanlah yang benar sesuai dengan ajaran agama.”
0 Comment:
Posting Komentar