a. Pengertian
Abstraksi adalah ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian peristiwa dan bersifat opsional.
b. Analisis dalam Cerpen
Abstraksi dalam cerpen tersebut ialah Pesta pernikahan anak Mangkudun menjadi tidak sukses karena juru masak sajian tersebut bukan Makaji.
“Perhelatan bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Bukan karena kenduri kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya pasangan pengantin tak sedap dipandang mata, tetapi karena macam-macam hidangan yang tersuguh tak menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang. Ini celakanya bila Makaji, juru masak handal itu tidak dilibatkan.”
2. Orientasi
a. Pengertian
Orientasi adalah pegenalan tokoh dan latar waktu, tempat, maupun suasana dalam cerita.
b. Analisis dalam Cerpen beserta buktinya
· Latar tempat : Lareh Panjang, Rumah Mangkudun,
- ... akan dipercayakan kepada Makaji, juru masak nomor satu di Lareh Panjang ini
- Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak.
· Latar waktu : Beberapa tahun lalu, di hari pertama, Sejak dulu, Kini
- Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tiga belas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari, tidak berjalan mulus, bahkan hampir saja batal.
- Namun, di hari pertama perhelatan,.....
- Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja
- Azrial kini kini sudah menjadi juragan
· Latar Suasana : sepi, semarak, kesal, sedih
- Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai pria diam-diam juga kecewa pada tuan rumah, ....
- Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak.
- Kalau besok gulai nangka masih sehambar ini, kenduri tak usah dilanjutkan! (Kesal)
- Dengan berat hati Azrial melupakan Renggogeni (Sedih)
· Tokoh :
ü Makaji
Makaji merupakan tokoh yang memiliki keahlian khusus yaitu sebagai juru masak yang handal dan profesional, karena selalu mau membantu pelanggannya tanpa pandang bulu. Makaji juga digambarkan sebagai tokoh yang rajindan pekerja keras, karena di usia senjanya, Makaji tetap gesit dan aktif dalam bekerja.
ü Azrial :
Azrial ditampilkan sebagai laki-laki yang pekerja keras. Hal ini dibuktikan dengan suksesnya Azrial di perantauannya. Azrial juga tidak sombong, karena Ia tetap ingat dengan ayahnya walaupun kehidupannya sudah sukses. Akan tetapi, Azrial memiliki sifat sedikit pendendam yang bisa mengakibatkan masalah tersendiri bagi orang lain.
ü Mangkudun :
Mangkudun memiliki sifat angkuh dan keras kepala. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedianya Mangkudun memiliki menantu yang derajadnya lebih rendah darinya. Keras kepala Mangkudun dapat dilihat dari ketidak mau nya Mangkudun mendengarkan penjelasan Renggogeni mengenai hubungannya dengan Azrial, dan tetap mencarikan jodoh Renggogeni yang sepadan.
ü Renggogeni :
Dalam cerita, Renggogeni ditokohkan sebagai wanita yang cerdas dan sangat patuh dengan orang tua. Renggogeni merupakan sedikit dari wanita yang dapat menempuh pendidikan yang tinggi. Renggogeni juga sangat patuh dengan orantuanya, dan selalu menerima keadaan dengan apa adanya.
3. Komplikasi
a. Pengertian
Komplikasi adalah masalah mulai timbul karena sebab akibat rangkaian peristiwa kemudian sampai klimaks. Klimaks adalah puncak permasalahan yang menyebabakan masalah setelahnya menjadi berantakan
b. Analisis dalam cerpen
· Alur : Maju - Mundur
· Urutan Kejadian :
- Terdapat suatu hubungan khusus antara Azrial dengnan Renggogeni
- Ayah Renggogeni tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Azrial
- Azrial memutuskan merantau dan menjadi orang sukses di rantau
- Azrial mengajak ayahnya untuk tinggal di Rumah Azrial
- Makaji bimbang untuk memilih bersama Azrial atau tetap di rumah dan menjadi juru masak pesta pernikahan Renggogeni
· Klimaks : Keputusan Makaji untuk mengikuti Azrial (anaknya) berangkat ke Jakarta, dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai juru masak.
4. Evaluasi
a. Pengertian
Evaluasi adalah penurunan masalah atau masalah yang berantakan akibat adanya klimaks.
b. Analisis dalam cerpen dan bukti
- Pesta Mangkudun yang menjadi berantakan
“Tetapi, pesta yang digelar dengan menyembelih tiga ekor kerbau jantan dan tujuh ekor kambing itu tidak begitu ramai dikunjungi. Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai pria diam-diam juga kecewa pada tuan rumah, karena mereka hanya dijamu dengan menu masakan yang asal-asalan, kurang bumbu, kuah encer, dan daging yang tak kempuh. Padahal mereka bersemangat datang karena pesta perkawinan di Lareh Panjang mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu rasa masakan hasil olah tangan juru masak nomor satu. Siapa lagi kalau bukan Makaji?”
- Perang batin Makaji sebagai juru masak profesional
5. Resolusi
a. Pengertian
Resolusi adalah penyelesaian masalah ataupun akhir cerita.
b. Analisis dalam cerpen
Semakin bertambah hari, pesta pernikahan putri Mangkudun menjadi lebih sepi karena juru masak dalam pernikahan tersebut bukan Makaji
c. Bukti
Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai pria diam-diam juga kecewa pada tuan rumah, karena mereka hanya dijamu dengan menu masakan yang asal-asalan, kurang bumbu, kuah encer, dan daging yang tak kempuh. Padahal mereka bersemangat datang karena pesta perkawinan di Lareh Panjang mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu rasa masakan hasil olah tangan juru masak nomor satu. Siapa lagi kalau bukan Makaji? “Kenapa Makaji tidak turun tangan dalam kenduri sepenting ini?” begitu mereka bertanya-tanya. “Sia-sia saja kenduri ini bila bukan Makaji yang meracik bumbu.” “Ah, menyesal kami datang ke pesta ini.”
6. Koda
a. Pengertian
Koda adalah pelajaran yang terletak di akhir teks cerita
b. Analisis dalam cerpen
Makaji memilih untuk menghabiskan masa tuanya di Jakarta, dan kabar tersebut juga terdengar oleh Renggogeni
c. Bukti
“Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji datang dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput Makaji. Kini, juru masak itu sudah berada di Jakarta, mungkin tak akan kembali, sebab ia akan menghabiskan hari tua di dekat anaknya. Orang-orang Lareh Panjang akan kehilangan juru masak handal yang pernah ada di kampung itu. Kabar kepergian Makaji sampai juga ke telinga pengantin baru Renggogeni. Perempuan itu dapat membayangkan betapa terpiuhnya perasaan Azrial setelah mendengar kabar kekasih pujaannya telah dipersunting lelaki lain.”
Jadi, Amanat dalam cerpen tersebut adalah bahwa kehidupan itu bagaikan roda. Kadang di atas dan kadang di bawah. Oleh karenanya, kita tidak boleh sekalipun meremehkan orang lain, karena bisa jadi esoklah kita yang akan meminta pertolongan padanya.
0 Comment:
Posting Komentar