Selasa, 10 April 2018

Teks Eksplanasi Candi Prambanan : Bahasa Indonesia XI SMA


Candi Prambanan merupakan candi peninggalan Hindu yang terbesar di Indonesia dengan ketinggian mencapai 47 meter. Candi yang  telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya ini dibangun pada abad ke-9. Candi Prambanan terletak di Desa Karangasem, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat beberapa candi yang memiliki lokasi berdekatan dengan Candi Prambanan yaitu Candi Kalasan, Candi Pawon, Candi Plaosan, dan Candi Keraton Ratu Boko.

Candi Prambanan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman I atau pusat yang memiliki 16 candi, halaman II atau tengahan yang memiliki reruntuhan Candi Perwara sebanyak 224 candi. Halaman III atau jaba tidak terdapat bangunan candi. Pada bagian halaman pusat terdapat bermacam – macam candi. Candi tersebut adalah Candi Siwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Wahana, Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda, Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Pojok.

Berbagai macam arca ditemukan pada Candi Prambanan. Arca tersebut adalah arca Dewa Utama, arca Dewa Pengiring, dan arca Dewa Lokapala. Dewa Utama atau Dewa Trimurti adalah Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu. Dewa Siwa digambarkan berdiri tegak di atas yoni, bertangan empat, dan berkepala satu dengan mata tiga (urna) di dahi. Pada kepala memakai hiasan mahkota Jatanakuta yang menggambarkan keabsolutan (mutlak). Dewa-dewa pengiring (Perwara) adalah Agasatya, Genesha, Mahakala, dan Nandiswara. Agasatya digambarkan dalam posisi berdiri tegak di atas umpat berbentuk yoni. Ganesha berwujud manusia berkepala gajah, mempunyai empat tangan, dan memiliki perut gendut. Mahakala dan Nandiswara berfungsi sebagai Dewa Penjaga Pintu. Dewa Lokapala merupakan dewa – dewa penjaga arah mata angin. Arca Dewa Lokapala dipahatkan pada dinding kaki candi. Arca tersebut merupakan arca Dewa Indra, Dewa Agni, Dewa Yama, Dewa Niruti, Dewa Baruna, Dewa Bayu, Dewa Kuwera, dan Dewa Isana.

Motif pada Candi Prambanan dapat dikelompokkan menjadi motif Prambanan, motif flora, motif fauna, motif makhluk kahyangan, dan motif Kala-Makara. Motif Prambanan merupakan keistimewaan Candi Prambanan, karena tidak ditemukan pada candi–candi lain di Indonesia. Motif flora atau dunia tumbuh–tumbuhan terdapat pada kaki maupun tubuh candi dan digambarkan dalam wujud naturalis yang diidealisasi. Motif fauna diwujudkan dalam bentuk naturalis dan menggambarkan aneka jenis hewan yang telah dikenal oleh orang-orang Jawa Kuno. Motif fauna yang berbentuk singa, bila berdiri sendiri hanya menggambarkan hewan singa, namun bila digabung dengan pohon kalpataru/pohon kehidupan menjadi ‘Motif Prambanan’ yang khas di Candi Prambanan.

Selain relief-relief yang berfungsi sebagai penghias candi, di kompleks Prambanan juga dipahatkan relief yang menggambarkan suatu rangkaian sebuah cerita. Cerita yang dipahatkan pada Candi Prambanan diambil dari cerita Ramayana dan Kresnayana. Relief cerita Kresnayana menceritakan tentang riwayat hidup Kresna yang merupakan titisan Dewa Wisnu.
Relief cerita Ramayana dipahatkan pada bagian dalam pagar langkan Candi Siwa dan Brahma. Cerita dimulai dari pintu sebelah timur dan urutan ceritanya didapat dengan cara pradiksina (berjalan serah jarum jam). Berdasarkan relief cerita Ramayana inilah kemudian dipentaskan sendratari Ramayana pada setiap bulan purnama di panggung terbuka Candi Prambanan.

Candi Prambanan menjadi obyek wisata edukasi yang bernilai sejarah dan kaya akan sebuah pembelajaran tradisi budaya masyarakat lokal Desa Prambanan. Candi Prambanan terbuka untuk umum dan sebagai tempat wisata. Oleh karenanya kita harus bisa menjaga perilaku dan etika ketika berkunjung karena kawasan ini sekaligus sebagai salah satu kawasan yang disucikan sebagai tempat ibadah. Candi Prambanan harus dijaga keutuhannya dan keasliannya agar tetap terlihat nilai-nilai sejarahnya.


This entry was posted in

0 Comment:

Posting Komentar