IDENTITAS BUKU
§
Judul Buku : Seri Fakta dan Rahasia Dibalik “Candi Prambanan”
§ Penulis : Drs. Daniel Agus Maryanto
§ Penerbit : PT Citra Aji Parama
§ Tahun Terbit : 2007
§ Kota Penerbit : Yogyakarta
§ Cetakan ke : 1
§ ISBN : 978 – 979 – 1464 – 07 – 9
§ Jumlah Halaman : 48
Buku berjudul Seri Fakta dan Rahasia Dibalik “Candi Prambanan” ditulis oleh Drs. Daniel Agus Maryanto dan diterbitkan oleh PT Citra Aji Parama. Cetakan pertama buku ini diterbitkan pada tahun 2007 di Yogyakarta.
ISI PER BAB
· Sejarah Candi Prambanan
Menurut Maryanto (2007: 7), Candi Prambanan didirikan pada tahun Saka 778 (856 Masehi). Candi Prambanan dalam prasasti disebut dengan nama Siwagrha atau Siwalaya.
Menurut legenda, Candi Prambanan terjadi ketika Raden Bandung Bondowoso berniat menikahi Rara Jonggrang, tetapi Rara Jonggrang tidak mau dinikahi oleh Bandung Bondowoso. Pada akhirnya, ia tetap menyetujuinya dengan syarat Raden Bandung Bondowoso harus membuat seribu candi dalam semalam. Namun, Rara Jonggrang menggagalkan usaha Raden Bandung Bondowoso dengan cara menumbuk padi agar langit terlihat terang dan ayam jago berkokok pertanda pagi sehingga Raden Bandung Bondowoso tidak dapat menyelesaikan seribu candi dalam semalam. Raden Bandung Bondowoso yang mengetahui perbuatan Rara Jonggrang menjadi murka dan mengutuk Rara Jonggrang sebagai arca Rara Jonggrang.
· Lokasi Candi Prambanan
Candi Prambanan terletak di Desa Karangasem, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Situs Prambanan sebelum dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, merupakan wilayah pemukiman penduduk yang padat, khususnya sebelah selatan, timur, dan utara. Sedangkan di bagian barat merupakan areal persawahan yang membentang sepanjang Kali Opak ( Maryanto, 2007: 8).”
· Deskripsi Bangunan Candi Prambanan
Menurut Maryanto (2007: 18), jumlah candi keseluruhan di kompleks Candi Prambanan ada 240 candi. Candi Prambanan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman III (jaba), halaman II (tengahan), dan halaman I (pusat/jeroan). Di halaman I terdapat 16 candi. Di halaman II terdapat reruntuhan Candi Perwara sebanyak 224 candi, sedangkan di halaman III Candi Prambanan, tidak terdapat bangunan candi.
· Candi-Candi di Halaman Pusat
Pada bagian halaman pusat terdapat bermacam – macam candi. Candi tersebut adalah Candi Siwa, Candi Wisnu, Candi Brahma, Candi Wahana, Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda, Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Pojok. Candi Siwa merupakan candi yang terbesar dan terpenting di halaman pusat. Candi Wisnu memiliki arca Dewa Wisnu dan relief cerita Kresnayana Awatara atau titisan Dewa Wisnu pada dinding pagar langkan sebelah dalamnya. Candi Brahma memiliki arca Dewa Brahma yang berkepala dan bertangan empat. Candi Wahana berarti candi bagi kendaraan dewa. Menurut Maryanto (2007: 25) Candi Wahana terletak saling berhadapan dengan ketiga candi utama (Candi Wisnu, Candi Siwa, dan Candi Brahma). Candi Nandi memiliki memiliki arca seekor lembu jantan dalam posisi berbaring. Candi Angsa hanya mempunyai satu ruangan yang tidak berisi apapun. Candi Garuda hanya memiliki satu ruangan yang di dalamnya terdapat arca kecil berwujud seekor naga. Candi Apit memiliki ruangan yang kosong, diduga ruangan ini dipergunakan untuk semedi sebelum memasuki ketiga candi induk. Candi Kelir berfungsi sebagai penolak bala atau roh–roh jahat yang hendak memasuki candi. Candi yang terakhir adalah Candi Sudut atau pojok. Candi sudut berjumlah empat buah yang berada di setiap sudut candi.
· Arca Dewa Utama
Dewa Utama atau Dewa Trimurti adalah Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu. “Dewa Siwa dalam Trimurti dikenal sebagai Dewa Pelebur Dunia. Karena sebagai Dewa Pelebur maka Siwa merupakan dewa yang sangat ditakuti dan banyak dipuja oleh masyarakat Jawa Kuno ( Maryanto, 2007: 28).” Dewa Siwa digambarkan berdiri tegak di atas yoni, bertangan empat, dan berkepala satu dengan mata tiga (urna) di dahi. Pada kepala memakai hiasan mahkota Jatanakuta yang menggambarkan keabsolutan (mutlak).
Dewa Brahma merupakan dewa yang sangat penting dalam agama Hindu. Dewa Brahma dipercaya sebagai Dewa Pencipta Dunia. Dewa Wisnu dalam agama Hindu dipercaya sebagai Dewa Pemelihara.
· Arca-Arca Pengiring
Dewa-dewa pengiring (Perwara) berada di Candi Siwa. Dewa Pengiring adalah Agasatya, Genesha, Mahakala, dan Nandiswara. Arca Agasatya terdapat di bilik selatan Candi Siwa. Agasatya digambarkan dalam posisi berdiri tegak di atas umpat berbentuk yoni. Menurut Maryanto (2007: 32) Dewa Siwa adalah seorang resi yang menyebarkan agama Hindu dari India Utara ke India Selatan. Berkat jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Hindu, Agasatya kemudian dianggap sebagai salah satu perwujudan Dewa Siwa dan mendapat sebutan Siwa Mahaguru. Arca Ganesha terdapat pada bilik barat Candi Siwa. Ganesha berwujud manusia berkepala gajah, mempunyai empat tangan, dan memiliki perut gendut. Arca Durga Mahisasuramardini terdapat pada bilik utara Candi Siwa karena dianggap sebagai dewi kematian. Arca Durga digambarkan berwujud wanita bertangan delapan yang memegang beraneka macam senjata. Arca Mahakala terdapat pada relung sebelah selatan dan arca Nandiswara terdapat pada relung sebelah utara pintu masuk Candi Siwa. Mahakala dan Nandiswara berfungsi sebagai Dewa Penjaga Pintu. Mahakala digambarkan dalam bentuk kroda (marah) dengan roman muka menakutkan seperti raksasa dan bersenjata gada.
· Arca Dewa Lokapala
Dewa Lokapala merupakan dewa – dewa penjaga arah mata angin. Arca Dewa Lokapala dipahatkan pada dinding kaki candi. Arca tersebut merupakan arca Dewa Indra, Dewa Agni, Dewa Yama, Dewa Niruti, Dewa Baruna, Dewa Bayu, Dewa Kuwera, dan Dewa Isana. “Dalam mitologi Hindu dapat diketahui pertimbangan yang mendasari penempatan dewa – dewa Lokapala. Misalnya Dewa Baruna sebagai Dewa Air menjadi penjaga arah barat, karena barat dianggap sebagai tempat lautan luas dan dalam (Maryanto, 2007: 37).”
· Motif Hiasan Candi
Motif pada Candi Prambanan dapat dikelompokkan menjadi motif Prambanan, motif flora, motif fauna, motif makhluk kahyangan, dan motif Kala-Makara. Motif Prambanan merupakan keistimewaan Candi Prambanan, karena tidak ditemukan pada candi – candi lain di Indonesia. Motif flora atau dunia tumbuh – tumbuhan terdapat pada kaki maupun tubuh candi dan digambarkan dalam wujud naturalis yang diidealisasi. Motif fauna atau dunia binatang terdapat pada kaki Candi Siwa, Wisnu, Brahma, Wahana, dan Apit. Motif fauna diwujudkan dalam bentuk naturalis dan menggambarkan aneka jenis hewan yang telah dikenal oleh oranng-orang Jawa Kuno. “Motif fauna yang berbentuk singa, bila berdiri sendiri hanya menggambarkan hewan singa, namun bila digabung dengan pohon kalpataru/pohon kehidupan menjadi ‘Motif Prambanan’ yang khas di Candi Prambanan (Maryanto, 2007: 40).”
· Relief Candi
Selain relief-relief yang berfungsi sebagai penghias candi, di kompleks Prambanan juga dipahatkan relief yang menggambarkan suatu rangkaian sebuah cerita. Cerita yang dipahatkan pada Candi Prambanan diambil dari cerita Ramayana dan Kresnayana. Relief cerita Ramayana dipahatkan pada bagian dalam pagar langkan Candi Siwa dan Brahma. Cerita dimulai dari pintu sebelah timur dan urutan ceritanya didapat dengan cara pradiksina (berjalan serah jarum jam). “Berdasarkan relief cerita Ramayana inilah kemudian dipentaskan sendratari Ramayana pada setiap bulan purnama di panggung terbuka Candi Prambanan (Maryanto, 2007: 43).” Relief cerita Kresnayana menceritakan tentang riwayat hidup Kresna yang merupakan titisan Dewa Wisnu. Relief cerita ini berjumlah 30 panil dan dibaca dengan cara pradaksina dari arah pintu masuk candi.
2. CATATAN
Buku ini memuat seluk beluk mengenai Candi Prambanan. Sejarah Candi Prambanan, lokasi Candi prambanan, deskripsi Candi Prambanan, candi-candi di halaman pusat, arca dewa, motif hiasan candi, dan relief candi dijabarkan dengan jelas pada buku ini.
3. DAFTAR PUSTAKA :
Maryanto, Daniel Agus. 2007. Fakta dan Rahasia Dibalik Candi “Candi Prambanan”. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama
0 Comment:
Posting Komentar